Monday, May 12, 2008

Peluang Rustri Menjadi Wakil Gubernur

April 2, 2008 at 5:42 am (Artikelku)
Pada pemilihan gubernur tahun ini, Rustri maju sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan Bibit Waluyo sebagai gubernur, seorang pentolan TNI Jawa Tengah, Rustriningsih Bupati Kebumen didukung oleh PDIP dan Bibit dari TNI, pasangan yang klop, tetapi apakah Bibit punya suara di tingkat grass root?, kalau Rustri mungkin menang di Kebumen, terbukti tahun 2006 itu Rustri memenangi 75% dari total suara pemilih di Kabupaten Kebumen. Tetapi apakah Bibit layak jual? TNI terpecah suaranya menjadi dua Agus & Abdul Kholiq, dan Bibit & Rustri, artinya pasangan ini hanya akan benar-benar mengandalkan suara dari PDIP.
Rustriningsih memang ‘anak emas’ Megawati, maka seluruh suara PDIP Jawa Tengah yang loyal akan menjadi pendukung Rustriningsih tetapi yang membenci Bibit tentu saja akan lari.Berapa persen kemungkinan Bibit dan Rustri memenangi pilgub ini? Menurut statistik pemilu tahun 2004, PDIP Jawa Tengah meraih suara terbanyak sebagaimana ditulis Suaramerdeka 16 Februari 2004.Jateng-1 merupakan DP dengan jumlah penduduk dan jumlah pemilih yang paling banyak dibandingkan dengan DP-DP lainnya di Jawa Tengah. Dari 3.370.596 orang penduduk, 2.410.324 jiwa di antaranya mempunyai hak pilih. Artinya, 71,5 persen penduduk di empat kota/kabupaten itu berhak memilih dalam pemilu mendatang.Dalam Pemilu 1999, unggul di empat kabupaten/kota yang sekarang tergabung dalam Jateng-1. Semua daerah dimenangi dengan mutlak, kecuali di Kendal di mana PKB yang mendukung Agus & Abdul Kholiq memberi ”perlawanan” sengit. PPP pun memperoleh suara yang lumayan, meski hanya berada di urutan ketiga.Untuk pemilihan ini , bekal suara Bibit & Rustri dan Agus & Abdul Kholiq bersaing ketat dalam perolehan suara 2008. Nanti. Dalam hal ini Bibit & Rustri meraih 156.825 suara, sedangkan Agus & Abdul Kholiq 135.531 suara. PPP, Partai Golkar yang mendukung Bambang & Adnan, dan PAN hanya bersaing di posisi berikutnya, masing-masing meraih 66.631, 47.337, dan 32.873 suara.Komposisi ini tidak banyak berbeda untuk pemilihan anggota DPRD Provinsi. Tetapi jika suara partai-partai Islam disatukan, maka kekuatan nasionalis seperti PDIP (Bibit & Rustri) dan Golkar (Bambang & Adnan) akan kalah meskipun Adnan dimaksudkan sebagai peraup suara dari kelompok Nahdliyin. Kendal memang menjadi representasi kawasan pesisir Jawa yang dikenal sebagai wilayah santri. Ini juga terlihat di Kota Pekalongan, Jepara, dan Demak. Bibit & Rustri nampaknya tidak terlalu berharap suara dari mayoritas dari kabupaten-kabupaten ini, karena di saya akan diperebutkan oleh Bambang & Adnan dan Agus & Abdul Kholik.
Kaum Nasionalis
Mestinya Kota Semarang juga mempunyai gambaran serupa. Tetapi sebagai kota dagang dan industri, citra kesantrian kota ini berangsur-angsur menyurut. Tidak heran apabila kota ini sejak dulu didominasi kaum nasionalis, kecuali pada pemilu Orde Baru (1971-1997) yang dimenangi Golkar partai bekal Bambang & Adnan secara mutlak.Pemilu 1999-2004 memang tak bisa dijadikan acuan untuk menggambarkan peta politik sesungguhnya. Hegemoni rezim Orde Baru, yang menancap kuat ke akar rumput, memunculkan kesadaran berpolitik yang semu. Tidak heran begitu rezim ini ”gulung tikar”, banyak birokrat yang kembali ke PDI-P, yang waktu itu masih dianggap paling pantas mewakili kelompok nasionalis.Di Jawa Tengah, kaum nasionalis memang sangat populer di kalangan priyayi dan abangan (Herbeth Feith, 1971). Julukan priyayi lebih melekat pada sejumlah elite (bangsawan, pejabat, dan pengusaha). Jumlahnya memang tak sebanyak kaum abangan, yaitu orang-orang Islam muslim yang cara beribadat dan wawasan keagamaannya belum begitu benar.Hal itu terjadi karena pengaruh tradisi Hindu-Jawa, yang dianut masyarakat sebelum kehadiran Islam, tidak mudah dihilangkan. Mereka kebanyakan berada di pedesaan atau kawasan pedalaman lainnya, dan jumlahnya sangat banyak. Itu sebabnya, daerah-daerah seperti Kabupaten Semarang dan Salatiga lebih dikuasasi oleh kaum nasionalis.Di Kabupaten Semarang, Bibit & Rustri sepertinya akan melenggang sendirian. Karena pada pemilu 1999, partai ini meraih kursi terbanyak (15) di DPRD Kabupaten. Bambang & Adnan dan PPP tujuh kursi, Agus & Abdul Kholiq dengan modal enam 6 kursi, PAN (3 kursi), PKP dan Partai Keadilan masing-masing satu kursi. Jumlah pemilih yang terdaftar sebanyak 880.880 jiwa
Basis massa PPP di Beringin, Pabelan, Ambarawa, Subah, dan Bawen akan terpecah menjadi banyak. Karena PPP sendiritidak punya calon yang representative. Agus & Abdul Kholiq juga optimis partainya bisa memperoleh tambahan suara yang signifikan. Kalau tahun 2004 hanya mendapat 15 kursi, mereka kini menargerkan menang. ”Kami yakin terpenuhi, sebab pengemblengan kader terus digenjot,” katanya.Tak mau ketinggalan, Rustri juga yakin partainya kembali memenangi pemilu gubernur ini. Tetapi soal perolehan suara dan target kursi, Bibit & Rustri tak mau takabur.Persaingan Bibit & Rustri dan Bambang & Adnan juga bakal terjadi di Salatiga. Keduanya menurut analisis menempati dua peringkat teratas dalam Pemilu 1999. Kalau lima tahun lalu Golkar partaninya Bambang & Adnan hanya meraih lima kursi untuk DPRD Kota, kali ini mereka mencanangkan menang.”Dari empat DP yang ada, Sidorejo ditarget menyumbangkan tiga kali lipat suara saat pemilu 2004. Sebab jumlah pemilih dari DP Sidorejo paling banyak dibandingkan tiga DP lainnya,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Bambang & Adnan Salatiga,.
Pertempuran Besar
Akumulasi pada keempat daerah itu, barangkali, tetap memunculkan Bibit & Rustri sebagai pemenang Pemilu 2004. Persoalannya, seberapa besarkah keunggulan Bibit & Rustri daripada partai-partai pesaing? Semarang, dengan aset pemilih yang terbanyak (1.023.149 jiwa), bakal menjadi ladang pertempuran besar antara PDI-P (Rustri, Bibit), Golkar (Bambang & Adnan), PAN, PPP, dan PKB (Agus & Abdul Kholiq).Pengamat politik dari Undip, Arief Hidayat SH MHum, memprediksi hasil Pemilu 2008, khususnya di Kota Semarang, tidak jauh berbeda dari pemilu sebelumnya. ”Bibit & Rustri tetap menempati urutan pertama, disusul Partai Bambang & Adnan,” kata dia.Meski Bibit & Rustri tetap menang, Arief menduga akan terjadi penurunan jumlah suara. Lalu, ke mana suara itu bergerak? ”(Sebagian) suara Bibit & Rustri akan lari ke partai lain, terutama partai-partai baru”. Alasannya, kinerja dan performan PDIP, (Bibit & Rustri) saat ini kurang baik. Paling tidak hal ini memengaruhi pilihan masyarakat terhadap partai tersebut.Dia menilai, perolehan suara PPP, PKB, dan PAN nampaknya tidak berbeda jauh dari Pemilu 2004. Di sisi lain, Bambang & Adnan memperoleh momentum untuk berkuasa. Dengan Golkar yang meraih suara kedua di Jateng memang golkar sempat mencapai titik nadir, tetapi sekarang mereka bangkit lagi,’ Prediksi-prediksi hanyalah prediksi, kecenderungan pemilih siapa yang tahu, apalagi sekarang ini pemilih sudah cerdas, kepada siapa mereka harus memilih , kini tidak lagi bisa dipengaruhi dengan mudah seperti dulu, sekarang mereka bisa menuntut, bisa menawar, Masryarakat sudah mulai dewasa, jadi bagaimana dengan kans Rustri? Kita tunggu saja. (Brs)